
Hakikat An-Nahl QS. 16 : 1-128
Rp. 750.000-.
Penulis: Susilawati Susmono
ISBN: 978-602-8478-62-5
Kertas: HVS 80 gram
Ukuran: B5
Jumlah halaman: 78
Penerbit: Yayasan Riyadhatul Ihsan Tahun
Terbit: Mei 2024
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
SINOPSIS BUKU
Hakikat Al-Nahl QS. 16 : 1-128
Buku “Hakikat An-Nahl” merujuk pada Surah An-Nahl ayat 1 – 128 adalah buku yang ke-136. Seluruh nilai-nilai yang terkandung di dalam hakikat An-Nahl mengandung nilai keterkejutan, ketersengatan, dan kebangkitan menggelorakan semangat jiwa dan raga. Bangunan jiwa dituntaskan mendapatkan asupan gizi terbaik bagi jiwa. Bangunan badan ruhani juga mendapatkan asupan gizi yang terbaik. Bangunan badan jasmani menjadi fondasi dan alas serta sandaran bagi jiwa dan ruhani bekerja tentu membutuhkan gizi yang baik pula. Asupan gizi jasmani disiapkan oleh Tuhan banyak sekali agar khalifah-Nya dapat bekerja dengan baik. Pekerjaan tidak cukup dilakukan dengan baik, tetapi harus dilakukan dengan benar dan berada di jalan yang lurus oleh khalifah-Nya. Tidak cukup pula gizi khalifah hanya disiapkan sedikit. Banyak sekali ciptaan Tuhan termasuk hewan, ikan, sayur dan banyak lagi yang lainnya untuk menyehatkan khalifah. Kesehatan jasmani sangat penting dijaga, lebih-lebih kesehatan ruhani dan jiwa menjadi mesin khalifah dalam bekerja. Tuhan menyiapkan ketenangan khalifah bekerja supaya tidak bergoncang diciptakan gunung-gunung di bumi dan ditancapkan. Bumi tidak akan mengalami kegoncangan dan khalifah bekerja dengan nyaman. Jika dirusak maka ekosistem kehidupan ikut rusak, artinya fungsi khalifah juga rusak. Tatanan kehidupan membutuhkan kebangkitan khalifah. Madu yang manis disiapkan menjadi gizi dan pengajaran agar khalifah berpikir betapa Tuhan menyayangi khalifah-Nya. Untuk itu jangan sampai khalifah melepaskan diri dari nilai-nilai kekhalifahan. Ketertarikan pad cinta dunia membuat diri khalifah ingkar janji dan menjual perjanjian dengan Allah dengan harga murah setelah janji tersebut teguh. Lalu setelah perjanjian dipintal teguh tercerai beraikan hanya karena gizi ruhani dan jiwa tidak pernah mendapatkan perhatian khalifah. Gizi jasmani tidak cukup untuk menopang diri khalifah bekerja tanpa ditopang keseimbangan gizi ruhani dan jiwa. Inilah fungsi khlaifah harus selalu siap dan setia kepada Tuhan untuk menjadi hamba-Nya yang patuh seperti halnya lebah menyediakan gizi jasmani, namun khalifah siap setia menyediakan gizi jiwa dan ruhaninya.
***