HAKIKAT AL-HIJR QS. 15 : 1-99


Hakikat Al-Hijr QS. 15 : 1-99

Rp. 750.000-.

Penulis: Susilawati Susmono

ISBN: 978-602-8478-61-8

Kertas: HVS 80 gram

Ukuran: B5

Jumlah halaman: 62

Penerbit:  Yayasan Riyadhatul Ihsan Tahun

Terbit: Mei 2024





___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

SINOPSIS BUKU

Hakikat Al-Hijr QS. 15 : 1-99

Sinopsis buku “Hakikat Al-Hijr” QS. 15: 1-99 memberikan gambaran kehidupan masa dahulu yang penuh dengan penyimpangan seperti kaum Tsamud, penduduk Hijr, kaum Luth (Sodom), dan banyak lagi kaum yang dimurkai patut menjadi pelajaran. Pengajaran yang diberikan memberikan tuntunan yang jelas agar kaum setelah nabi ditutup tidak mengulangi hal yang sama. Buku ini memberikan tuntunan untuk fokus menjalani perintah dan menjauhi larangan sebagai kaum yang meneladani para nabi. Kaum yang mengejek nabi gila menjadi kaum yang dimurkai. Tuntunan sangat jelas mengajak umat ke jalan yang lurus, jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan yang sesat. Pembicaraan antara Tuhan dengan malaikat telah memberikan hikmah mendalam bagi khalifah. Begitu pula pembicaraan Tuhan dengan iblis yang menolak perintah-Nya harus dipahami secara utuh, bahwa orang-orang yang telah menolak perintah Tuhan tersebut ditempatkan selamanya di neraka. Tuhan mengabulkan permintaan iblis untuk diberi tangguh. Potensi inilah yang harus diwaspadai secara utuh pula. Setiap saat manusia terjebak dalam urusan kodrat jati diri yang tidak dijalani. Upaya iblis menghambat tugas jati diri manusia sampai hari pembalasan. Jika jati diri itu tidak berjalan dengan baik, artinya godaan, hambatan, tantangan dan rintangan tersebut menjadi ranjau telah berhasil meranjau manusia. Buku ini mengajak diri yang ingin mengkaji lebih dalam tentang keberadaan diri manusia itu sendiri di muka bumi yang memiliki potensi aneka rupa harus dikelola dengan keseimbangan dan kesempurnaan. Di dalam meraih cita-cita sebagai khalifah, seberat apapun tantangan itu dapat dilewati dengan hati yang tulus suci, sebagai kaum mukhlasin.

***