
Hakikat Al-Hajj
Rp. 750.000-.
Penulis: Susilawati Susmono
ISBN: 978-602-8478-68-7
Kertas: HVS 70 gram
Ukuran: B5
Jumlah halaman: 81
Penerbit: Yayasan Riyadhatul Ihsan Tahun
Terbit: Juni 2024
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
SINOPSIS BUKU
Hakikat Al-Hajj
Buku “Hakikat Al-Hajj”, buku yang ke-142. Buku ini mengandung pengajaran yang sangat bermanfaat. Setiap panggilan ada tujuan yang hendak dicapai. Awal Surah Al-Hajj (22):1, panggilan “Hai Manusia” ditujukan kepada manusia pada umumnya untuk menjadi orang yang takwa. Perintah “bertakwalah” sangat muhkamat/tegas. Hakikat Al-Hajj menjadi sangat penting dikaji agar setiap orang mengetahui makna satu per satu dari Rukun Haji dari awal sampai akhir. Haji memenuhi panggilan Allah, menjadi tamu Allah. Tamu yang istimewa. Tidak ada satu diri dipanggil oleh Allah sebagai manusia yang diciptakannya, jika takwa tidak mau memenuhi panggilan tersebut. Bagi yang melawan Allah, pembangkang dan pembantah saja jika dipanggil tidak mau datang dan pekak tidak mendengar. Dengan berhaji manusia berkumpul dan bersatu dari seluruh penjuru dunia untuk tujuan mulia.
Jika manusia dipanggil untuk bertakwa, maka harus dapat memenuhi panggilan tersebut dengan tulus ikhlas, tanpa sedikit pun ada keterpaksaan. Perjalanan ke Haji dari sejak keluar rumah dan melaksanakan semua rukunnya tidak boleh terpaksa. Semua harus dilaksanakan dengan ikhlas, baik wukuf, mabid, jamrah, tawaf, sa’i, dan tahalul, serta kurban. Kebahagiaan dan keikhlasan terus memenuhi seluruh rukun dari tawaf awal sampai dengan akhir sebelum pulang kembali ke rumah masing-masing. Tidak ada satu pun ibadah dilakukan dengan terpaksa, semua dilakukan dengan menyenangkan dan ikhlas.
Hakikat Al-Hajj tidak luput dari pembersihan diri, artinya harus dapat kembali fitrah suci seperti awal saat diutus 120 hari Ruh ke dalam janin dengan diangkat sumpah dan janji, tidak lalai. Inilah hakikatnya memenuhi panggilan kepada manusia untuk bertakwa kepada Allah dan dikenakan pakaian takwa kepadanya. Saat yang paling khusus dikenakan pakaian tersebut dengan Rukun Haji. Pakaian takwa dijubahkan pertanda panggilan sudah terpenuhi. Jadi awal panggilan bertakwa kepada “Hai manusia” dalam ayat pertama sangat mendalam maknanya.
***